16.1.12

MIKROTEKNIK HEWAN


Histologi adalah bidang biologi yang mempelajari tentang struktur jaringan secara detail menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis. Bidang biologi ini amat berguna dalam keakuratan diagnosis tumor dan berbagai penyakit lain yang sampelnya memerlukan pemeriksaan histologis.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat secara  mikroskopis, tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai Mikroteknik, sebab yang disebut teknik lebih menekankan pemahaman pada wilayah aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilalui agar proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan Mikroskopis.
Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia. 

METODOLOGI PENELITIAN 
1. Alat
            Botol film, cover glass, gunting bedah, kuas, mikrotom, object glass, oven, pinset, scalpel dan wadah larutan.

2. Bahan
            Alkohol 60% , alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 96%, alkohol absolut 100% , entelan, larutan bouin, larutan haemotoksilin, larutan mordan, parafin dan xylol

3. Prosedur
3.1. Isolasi organ dan Fiksasi
            Organ diisolasi dari mencit yang telah dieksekusi sebelumnya. Organ yang dipilih diisolasi dengan menggunakan pinset atau gunting bedah secara hati-hati. Kemudian organ tersebut disimpan dalam larutan Fiksatif Bouin.

3.2    Dehidrasi
            Dehidrasi dilakukan dengan menggunakan alkohol seri naik. Mula-mula organ yang telah disimpan dalam larutan Bouin dimasukkan dalam alkohol 60% selama 30 menit, kemudian dimasukkkan secara berurutan ke dalam  alkohol 70%, 80%, 90%, 96% dan alkohol absolut 100%  masing-masing selama 30 menit.
  
 3.3  Clearing
            Organ yang telah selesai didehidrasi, kemudian diclearing. Clearing dilakukan dengan memasukkan organ yang telah selesai didehidrasi dimasukkan secara berurutan kedalam larutan alkohol : xylol (3:1), alkohol : xylol (1:1)  alkohol : xylol (1:3) dan xylol murni masing-masing selama 15 menit.

3.4    Infiltrasi
            Organ yang telah selesai diclearing, kemudian diinfiltrasi. Infiltrasi dilakukan dengan memasukkan organ yang telah selesai diclearing dimasukkan secara berurutan kedalam larutan Xylol : parafin (3:1), Xylol : parafin (1:1),  Xylol : parafin (1:3)  dan parafin murni masing-masing selama 15 menit.

3.5    Embedding
            Organ yang telah selesai diinfiltrasi, kemudian diembedding. Embedding dilakukan dengan memasukkan organ yang telah selesai diinfiltrasi dimasukkan kedalam kotak yang terbuat dari karton. Kemudian parafin cair dengan suhu 56°C dituang kotak tersebut. Organ yang telah dituanggi paraffin tidak boleh digerak-gerakkan dan ditunggu hingga membeku.

3.6  Penyayatan
            Organ yang telah diembedding kemudian disayat. Organ yang telah membeku dalam parafin disayat dengan menggunakan mikrotom. Penyayatan dilakukan pada suhu rendah. Setelah itu sayatan ditempelkan diatas kaca objek yang telah dilapisi albumen meyis.

3.7    Pewarnaan Haemotoksilin - Eosin
3.7.1 Deparafinisasi  
            Deparafinisasi dilakukan dengan mencelupkan kaca objek yang terdapat tempelan sayatan organ secara berurutan  kedalam larutan Xylol1 dan Xylol2 masing-masing selama 10 menit.

3.7.2 Hidrasi
            Hidrasi dilakukan dengan mencelupkan kaca objek yang telah dideparafinisasi secara berurutan kedalam larutan alkohol 100%, 95%, 90%, 80% dan 70%  masing-masing selama 5 menit.

3.7.3 Pewarnaan
            Pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kaca objek yang telah dihidrasi kedalam larutan Haemotoksillin Erlich selama 40 menit. Setelah 40 menit larutan dibilas dengan menggunakan air ledeng. Setelah dibilas kaca objek dicelupkan kedalam Larutan Mordan selama 3 menit ,kemudian celupkan  ke alkohol 70% selama 5 menit. Setelah it preparat dicelup dalam Larutan Eosin selama 5 menit.. Kemudian kaca objek dicelupkan kedalam alkohol 70% i, alkohol 70% ii, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 95% dan alkohol 100%  masing-masing sebanyak 5 celupan.
            Selanjutnya kaca preparat objek dicelupkan kedalam Xylol i dan Xylol ii masing-masing selama 10 menit. Preparat yang telah siap kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x dan perbesaran 100x. Preparat yang paling baik kemudian diberi entelan, ditutup dengan cover glass dan dibersihkan sekelilingnya.