Latar Belakang
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani; achondros yaitu tidak memiliki kartilago dan plasia yaitu pertumbuhan. Istilah yang pertama kali digunakan oleh Parrot (1878) ini secara harfiah berarti pembentukan kartilago menjadi tulang – tulang (terutama tulang panjang) yang terganggu. Achondroplasia ini merupakan suatu penyakit genetika yang diturunkan secara autosom dominan, namun sebagian besar kasus juga terjadi karena adanya mutasi dalam gen secara spontan.
Achondroplasia disebut juga dwarfisme atau kekerdilan. Istilah lain yang biasa digunakan untuk penyakit ini antara lain Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital. Umumnya pertumbuhan tulang yang normal bergantung pada produksi tulang rawan, yaitu sebuah jaringan ikat fibrosa. Asupan kalsium ke dalam tubuh secara normal akan disimpan dalam tulang rawan sehingga tulang rawan akan mengeras menjadi tulang. Namun pada penyakit Achondroplasia, kelainan menyebabkan pertumbuhan tulang, terutama pada bagian tangan dan kaki, menjadi terhambat dimana pada saat itu juga terjadi proses penebalan tulang. Selain itu bukaan di tengkorak menuju sumsum tulang belakang dan sumsum tulang belakang itu sendiri berukuran lebih kecil dari ukuran biasanya sehingga terjadi akumulasi cairan yang berlebihan dikepala.
Seseorang yang mengidap Achondroplasia ini memiliki lengan tangan dan kaki yang pendek. Umumnya kepala dan tulang belakang mereka normal, namun dengan adanya lengan dan kaki yang pendek tersebut menyebabkan kepalanya terlihat lebih besar. Selain itu terjadi penonjolan yang cukup ekstrim pada bagian dahi dan hidung (hidung pelana). Terjadi pula pembentukan midface deficiency yang terlihat mencolok pada bagian rahang penderita. Saat menginjak usia dewasa terjadi pula perkembangan otot yang berlebihan. Penyakit lain yang mungkin timbul sebagai komplikasi penyakit ini adalah gangguan pendengaran seperti infeksi telinga bagian tengah dan gangguan saraf. Tinggi badan penderita biasanya tidak lebih dari 130cm. Namun intelegensi, mental dan kemampuan reproduksi penderita penyakit ini tidak mengalami gangguan.
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen faktor reseptor pertumbuhan fibroblast 3, atau FGFR3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3 Gen FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral. Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.
Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap menjadi dewasa membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron. Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.
Besarnya kemungkinan terlahirnya bayi yang mengidap Achondroplasia adalah 1/10.000 kelahiran hidup. Selain itu pula didapatkan sekitar 80% Achondroplasia terjadi karena adanya mutasi genetik yang terjadi secara spontan. Penyakit ini merupakan penyakit genetika yang dapat diturunkan oleh autosom dominan maupun karana mutasi yang terjadi secara spontan, artinya meskipun kedua orang tua tidak memiliki gen penyakit ini, mereka memiliki kemungkinan untuk melahirkan seorang anak yang mengidap Achondroplasia. Apabila salah satu orang tua memiliki gen penyakit ini maka kemungkinan anaknya mengidap penyakit ini sebesar 50%, heterozygot achondroplasia. Jika kedua orang tua menderita Achondroplasia, maka peluang untuk mendapatkan anak normal 25%, anak yang menderita Achondroplasia 50% dan 25% anak dengan homozigot Achondroplasia (biasanya meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dengan frekwensi yang sama besar. Fakta menarik yang ditemukan dari penyakit ini adalah bahwa jumlah anak yang terlahir mengidap penyakit Achondroplasia kemungkinannya semakin besar seiring dengan semakin tuanya usia ayah sedangkan kebanyakan penyakit genetik lebih banyak terkait seiring dengan bertambahnya usia ibu. Penyakit Achondroplasia ini merupakan suatu penyakit yang menyebabkan cacat secara morfologi yang juga mempengaruhi kinerja organ – organ tubuh. Penyakit komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih sehingga penderita penyakit ini dapat memiliki jangka waktu hidup yang normal.
Sejauh ini belum ditemukan adanya suatu perlakuan perawatan yang dapat menyembuhkan penyakit Achondroplasia. Semua pengidap penyakit ini akan memiliki proporsi tubuh yang pendek pada bagian lengan dan kaki, menonjolnya bagian dahi dan hidung yang terlihat cukup ekstrim, terbentuknya midface deficiency dan berbagai ciri morfologi lain yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Pengobatan yang biasa dilakukan oleh pengidap penyakit ini adalah pengobatan pada penyakit – penyakit komplikasi yang timbul seperti gangguan saraf, hidrosefalus, kaki bengkok dan kurva abnormal di tulang belakang. Satu – satunya bentuk pencegahan yang bisa dilakukan adalahmelalui kegiatan genetika konseling yang dapat membantu calon orang tua mengkonsultasikan resiko memiliki anak dengan Achondroplasia. Pembelajaran dan penelitian mengenai penyakit ini, pencegahan dan penanggulangannya dirasakan perlu mendapat perhatian yang besar dan mendalam sehingga kemunculan penyakit ini pada kelahiran bayi dapat diminimalisir, dengan begitu angka kematian dan jumlah individu pengidap penyakit ini pun dapat dikurangi.
Makalah ini akan membahas mengenai penyakit Achondroplasia, bagaimana penyakit ini dapat diwariskan dan gen apa yang menyebabkan terjadinya penyakit ini.
Pengertian
Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878). Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan. Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun sebenarnya individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan pada proses pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang panjang.
Achondroplasia merupakan penyakit pertumbuhan tulang yang genetik (turunan) dan biasanya terjadi satu dari setiap 20.000 kelahiran. Achondroplasia sebagian besar berasal dari tipe dwarfism (kekerdilan). Gambaran radiografi pada penderita Achondroplasia menunjukkan adanya pembesaran tengkorak, penyempitan foramen magnum, frontal bossing, penekanan nasal bridge, hipoplasia maksila, protrusi mandibula melebihi jarak normal, garis tengah muka hipoplasia, maloklusi, beberapa gigi permanen yang terpendam dan gigi crowded (berjejal). Belum ada perawatan yang spesifik bagi penderita Achondroplasia. Untuk perawatan gigi dilakukan secara orthodonti, sedangkan untuk perawatan manifestasi klinis lainnya dapat dilakukan pembedahan dan terapi hormon, tergantung dari komplikasi yang dialami penderita Achondroplasia.
Deskripsi
Achondroplasia adalah salah satu dari sejumlah chondodystrophies, dimana perkembangan tulang rawan menjadi tulang terganggu. Gangguan muncul sekitar satu disetiap 10.000 kelahiran. Achondroplasia biasanya didiagnosis saat lahir, karena karakterisitik penampilan saat baru lahir berbeda. Normal pertumbuhan tulang tergantung pada produksi tulang rawan (sebuah jaringan ikat fibrosa). Seiring waktu, kalsium disimpan dalam tulang rawan, menyebabkan tulang mengeras dan menjadi tulang. Dalam achondroplasia, terdapat kelainan yang mencegah proses terbentuknya tulang-tulang (terutama di tangan dan kaki) sejak mereka tumbuh. Tulang-tulang di batang tubuh dan tengkorak sebagian besar tidak terpengaruh, meskipun pembukaan dari tengkorak melalui mana sumsum tulang belakang berlalu (foramen magnum) seringkali sempit daripada biasanya, dan pembukaan (kanal tulang belakang), yang melaluinya saraf tulang belakang berjalan di tulang belakang (vertebra) menjadi semakin kecil dan tidak normal di sepanjang tulang belakang.
Tulang rawan di achondroplasia pasien tidak membentuk dengan benar, dan itu adalah satu-satunya penyebab penyakit. Tulang-tulang mereka tidak tumbuh ke ukuran normal seperti orang lain. Oleh karena itu, mereka tidak tumbuh lebih dari empat kaki di height.If hanya satu orangtua itu, ada 50 persen kesempatan yang lewat di kepada bayi. Jika kedua orang tua itu, hanya ada 25 persen kesempatan bagi anak untuk mendapatkan gangguan.
Achondroplasia memiliki arti tidak memiliki tulang rawan. Padahal sebenarnya penderita tetap mempunyai tulang rawan, hanya saja selama masa pertumbuhan di dalam kandungan sampai anak-anak tulang rawan tersebut menjadi tulang sejati atau tulang keras, tentu saja selain yang ada di kuping dan hidung. Kemudian, ada yang salah dengan proses pertumbuhan tulang tersebut, terutama pada tulang lengan atas dan tulang paha. Pertumbuhan berlangsung sangat lambat, menyebabkan postur tubuh seseorang menjadi pendek dan tidak setinggi orang pada umumnya. Umumnya penderita Achondroplasia, batang tubuhnya mendekati normal walaupun lengan dan kakinya pendek. Kemudian terkadang dijumpai bentuk kepala yang agak besar, dan kepala yang besar itu ada kemungkinan hydrocephalus. Hydrochephalus itu sendiri adalah kelebihan cairan di dalam otak, dan perlu suatu tindakan pembedahan. Pada bayi yang mengalami Achondroplasia sering kali mengalami Kifosis (bongkok), tapi kemudian akan sembuh sendiri jika sudah belajar berjalan. Memang dalam belajar duduk, berdiri, dan berjalan sendiri akan sangat sulit karena kakinya kecil. Meskipun gerak motorik si penderita lambat, tetapi tidak mempengaruhi kecerdasan si penderita.
Penyebab Terjadinya Achondroplasia
Achondroplasia disebabkan oleh cacat genetika. Ini adalah sifat dominan, yang berarti bahwa orang dengan cacat genetik akan menampilkan semua gejala gangguan tersebut. Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.4-7. Gen FGFR3 berfungsi memberi instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral. Dua mutasi spesifik pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98% kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus disebabkan oleh mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.
Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel mesenkim yang tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi membentuk kondroblas. Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap menjadi mature membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi matriks ekstraseluler. Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan normal tulang panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron. Adanya mutasi gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi endokondral, dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.
Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang dibentuk melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang.2,7,8 Selain itu, Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.24 Achondroplasia juga dikenal dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital. Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai. 2-6 Insiden yang paling umum menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup. Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini memperlihatkan de novo gene mutation atau mutasi gen yang spontan.
Penyebab achondroplasia adalah gen-gen yang tidak normal di salah satu dari kromosom empat pasang. Ada beberapa kasus yang mencatat bahwa seorang anak mewarisi achondroplasia dari orang tua dengan kondisi serupa. Jadi, kalo salah satu dari orangtuanya memiliki kelainan achondroplasia maka kelak keturunannya memiliki 50% kesempatan tidak terkena. Jika orangtua sama-sama mengidap achondroplasia, itu berarti punya kemungkinan 50% anaknya mengalami achondroplasia, 25% tidak kena dan 25% lagi membawa gen abnormal yang sama. Di lebih dari 80% kasus, achondroplasia tidak diturunkan. Tapi bisa terjadi dari hasil mutasi gen baru yang terjadi dalam sel telur atau sel sperma sebagai unsur terjadinya embrio. Para ahli genetik telah meneliti bahwa ayah yang berusia pertengahan yakni 40 tahunan keatas, ada kemungkinan memiliki anak achondroplasia dan kondisi autosom dominan lain k arena mutasi gen baru.
Karakteristik Penderita
Kepala lebih besar daripada biasa dengan dahi menonjol dan jembatan yang datar hidung; sebuah melengkung tulang punggung bagian bawah disebut lordosis atau 'bergoyang-kembali'; tangan pendek dengan jari-jari gemuk; membungkuk kaki rendah; ringan hingga sedang mendengar kehilangan dan kesulitan bernapas. Karena foramen magnum dan kanal tulang belakang yang abnormal menyempit, kerusakan saraf dapat terjadi jika tulang belakang atau saraf menjadi terkompresi. Menyempit foramen magnum dapat mengganggu aliran normal cairan antara otak dan tulang belakang, sehingga akumulasi terlalu banyak cairan di otak (hidrosefalus). Anak-anak dengan achondroplasia mempunyai risiko yang tinggi serius dan ulang infeksi telinga tengah, yang dapat mengakibatkan pendengaran rugi. Penyakit ini tidak mempengaruhi kapasitas mental, atau kemampuan reproduksi.
Achondroplasia menyebabkan sejenis dwarfisme yang ditandai dengan :
· Bertubuh pendek
· Kepala berukuran normal sampai besar
· Lengan dan tungkai yang pendek (terutama lengan bagian atas dan paha)
· Ukuran batang tubuh yang normal
· Hidungnya seperti pelana
· Keningnya menonjol
· Punggungnya menonjol
· Cara berjalan seperti bebek
· Gambaran tangan abnormal (tangan triden), dimana antara jari tengah dan jari manis
terdapat jarak sehingga tangan seperti garpu bertusuk tiga.
· Lordosis
· Kifosis
· Kaki berbentuk O.
· -Polihidramnion (Cairan ketuban sangat banyak, yang diketahui ketika bayi lahir).
Penderita achondroplasia lebih rentan terhadap penyakit. Karena struktur tubuh yang berbeda sehingga membuat semua fungsi tubuh ikut berbeda.
Pewarisan
Achondroplasia diwariskan dalam pola autosom dominan dimana bila salah satu orang tua mempunyai gen Achondroplasia maka kemungkinan anaknya mendapatkan kelainan. Achondroplasia adalah 50% heterozygote. Akan tetapi bila kedua orangtuanya mengidap penyakit ini (mempunyai gen Achondroplasia) maka kemungkinan anaknya mempunyai gen Achondroplasia adalah 75% heterozygote Achondroplasia sebagaimana halnya 25% resiko homozygot achondroplasia. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dibandingkan oleh anak laki-laki. Individu penderita achondroplasia mempunyai genotipe KK atau Kk. Sedangkan individu normal bergenotipe homozigot resesif (kk). Pada penyakit Achondroplasia dalam pola autosom dominan 80% diantaranya disebabkan secara mutasi spontan. Insiden catatan mutasi spontan yang tinggi terhadap kematian muncul pada anak dengan orang tua normal (insiden meningkat dengan umur dari pihak ayah).
Ketika Kedua Orang Tua Achondroplasia
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 38.2, di mana kedua orang tua mempunyai salinan gen FGFR3 rusak menyebabkan achondroplasia, ada empat kemungkinan kombinasi dari informasi genetik yang diwariskan oleh orang tua. Ini berarti bahwa, dalam setiap kehamilan, ada.
• 1 peluang dalam 4 atau 25% kemungkinan bahwa anak mereka hanya akan mewarisi salinan bekerja FGFR3 gen dari kedua orang tua dan mencapai 'normal' pertumbuhan.
• 1 peluang dalam 2 (2 peluang di 4) atau 50% kemungkinan bahwa anak akan mewarisi gen yang rusak FGFR3 copy dan copy pekerjaan dan achondroplasia seperti orang tua
• 1 peluang dalam 4 atau 25% kemungkinan bahwa anak mereka akan menerima salinan gen rusak FGFR3 dari kedua orang tuanya. Dampak dari tidak memiliki FGFR3 bekerja protein untuk pertumbuhan, berarti bahwa anak-anak ini biasanya tidak bertahan.
Diagnosa
Diagnosis sering dibuat pada saat lahir karena karakteristik lengan pendek, dan munculnya kepala besar. Xray pemeriksaan akan mengungkapkan penampilan karakteristik tulang, dengan tulang-tulang anggota badan muncul pendek panjang, namun luas dalam lebar. Sejumlah pengukuran tulang-tulang di x-ray gambar akan mengungkapkan proporsi normal.
1. Diagnosa Prenatal
Dengan analisa DNA untuk mengetahui mutasi FGFR 3 dan USG untuk melihat adanya kelainan skeletal serta panjang, bentuk dan kalsifikasi tulang
2. Diagnosa setelah bayi lahir/masa neonatus
Dengan ukuran panjang yg kurang ( lahir rata-2 panjang 46.90 cm); terutama tungkai pendek sekali dan dilakukan X-ray untuk kepastian diagnosa.
Pengobatan
Tidak ada perawatan akan membalikkan hadir di achondroplasia cacat. Semua pasien dengan penyakit tersebut akan pendek, dengan proporsional normal tungkai, batang, dan kepala. Pengobatan achondroplasia terutama dari beberapa alamat komplikasi dari gangguan, termasuk masalah karena kompresi saraf, hidrosefalus, kaki bengkok, dan kurva abnormal di tulang belakang. Anak-anak dengan achondroplasia yang mengembangkan infeksi telinga tengah (otitis akut media) akan memerlukan perawatan cepat dengan antibiotik dan pemantauan yang cermat untuk menghindari gangguan pendengaran.
Pencegahan
Daftar Pustaka
Anonim. 2006. Achondroplasia. http://www.scumdoctor.com/Indonesian/disease-prevention/genetic-disorders/achondroplasia/What-Is-Achondroplasia.html. Diakses 1 November 2010
Anonim. 2009. Osteokondrodisplasia. http:// medicastore.com/ penyakit/968/ Osteokondrodisplasia. html. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2010.
Ghea.2010. Achondroplasia. http://doktersarap.blogspot.com/2009/07/achondroplasia.html. Diakses 1 November 2010.
Masitah,Tengku Ayu. 2010. Manifestasi Penyakit Achondroplasia Di Rongga Mulut Ditinjau Dari Gambaran Radiografi. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/7907. Diakses pada 3 November 2010.
Pratika Yuhyi. 2008. Kelainan-kelainan Autosom. http://www.google.co.id/ url?sa=t&source = web&ct=re s&cd=7&ved=0CBoQFjAG&url= http%3A%2F%2Fwww.litbang.depkes. go.id%2 F do wnload % 2Fpenelusuran% 2Fimi%2FIMI2003.pdf&rct=j&q= Akondroplasia+pdf&ei= GGA e S 4H v F4GqsgONpM2BCg&usg =AFQjCNGbgK42pqyWssCSxjDq_VLLd6FdZA. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2010.
No comments:
Post a Comment