7.1.13

The Effectiveness of Lactic Acid Filtrate and Bacteriocins of Lactobacillus bulgaricus in Soyghurt According to Concentration Against Inhibitory Zone Growth of Klebsiella pneumoniae Strains


PRIMA NANDA FAUZIAH1*, JETTY NURHAJATI1, CHRYSANTI2
.
1Biology Department, Faculty of Mathematic and Natural Science, Padjadjaran University, Indonesia.
2Microbiology Department, Faculty of Medicine, Padjadjaran University, Indonesia
*Email: primayaa@yahoo.com


ABSTRACT

An attempt to produce of natural antibiotic with the effectiveness of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt according of concentration against inhibitory zone growth of K.pneumoniae strains has been done in laboratory. This research aimed to get the best treatment among concentration of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt against the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) value and growth inhibition zones of K.pneumoniae strains. This research consists of two phases: first examine the MIC of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt against K.pneumoniae strains. The second phase is testing the effectiveness of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt against inhibitory zones growth of K.pneumoniae strains. Results of the first research showed the concentration 20% of lactic acid filtrate and 50% bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt can bactericidal tend against K.pneumoniae strains. The second phases of the research results showed the effectiveness of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus in soyghurt can gave the effect against increasing of inhibition zones of K.pneumoniae strains. The greatest of inhibition zones obtained K.pneumoniae ATCC 700603 in the concentration 90% of  lactic acid filtrate amounting 15,667 mm. The inhibitory zone growth of K.pneumoniae strains depending on the concentration of L.bulgaricus in soyghurt, and bacteria strains.

Key words       : Klebsiella pneumoniae, Lactobacillus bulgaricus, MIC, Filtrat Effectiveness, Soyghurt.

Has been published on 8th National Congress of Indonesia Association of Clinical Microbiology (PAMKI) (November -3th, 2012)

The Adhesion Activity and Inhibition of Adhesion Klebsiella pneumoniae Strains by Lactobacillus bulgaricus in Soyghurt in In-Vitro on HEp-2 Cell Lines with Preinfection Treatment


JETTY NURHAJATI1*., CHRYSANTI2,  PRIMA NANDA FAUZIAH1

1 Biology Department, Faculty of Mathematic and Natural Science, Padjadjaran University, Indonesia.
2Microbiology Department, Faculty of Medicine, Padjadjaran University, Indonesia
*Email: primayaa@yahoo.com


ABSTRACT
Attachment or adhesion of Lactobacillus bulgaricus in soyghurt and Klebsiella pneumoniae strains and also inhibition of adhesion K.pneumoniae in the respiratory tract by using L.bulgaricus has been done in the laboratory using HEp-2 cell lines with preinfection treatment. This research was aimed at finding out the adhesion ability of L.bulgaricus in soyghurt and K.pneumoniae strains, and also to force anti-adhesives L.bulgaricus on the adhesion of K.pneumoniae strains to HEp-2 cell lines. This research consists of two phases: first, examine the adhesion ability of L.bulgaricus in soyghurt and K.pneumoniae strains on HEp-2 cell lines. The second phase was testing the concentration of L.bulgaricus in soyghurt for inhibiting the adhesion of K.pneumoniae strains on HEp-2 cell lines according to the contact time of infection. Results of the first phase showed that L.bulgaricus in soyghurt could carry out adherence in HEp-2 cell lines after 5 hours of contact with HEp-2 cell lines by expressing diffuse adherence (DA), whereas K.pneumoniae strains could carry out adherence on HEp-2 cell lines after 5 h of contact with HEp-2 cell lines by expressing aggregative adherence (AA). The second phase of the research results showed the treatment of L.bulgaricus in soyghurt with concentration 108 CFU/ml can decreased the adhesion percentage of K.pneumoniae strains to HEp-2 cell lines after 5 h on the pre infection. Percentage total of K.pneumoniae ATCC 700603 only can be adhesion on HEp-2 cell lines amounting 6.42% compared to the controls of K.pneumoniae ATCC 700603 to wit 88.19%, whereas for percentage total of K.pneumoniae CT1538 and K.pneumoniae S941 can be adhesion amounting 30% and 10,11%. L.bulgaricus in soyghurt has adhesive characteristics, so it can be expected to carry out adherence in respiratory tract and could inhibit K.pneumoniae adhesion activity.

Keywords: Klebsiella pneumoniae, Lactobacillus bulgaricus, Bacteria Adhesion, Soyghurt. 

 Has been published on 8th National Congress of Indonesia Association of Clinical Microbiology (PAMKI) (November -3th, 2012)
 

5.1.13

Bakteri Pendegradasi Selulosa

Bakteri selulolitik merupakan salah satu contoh dari mikroorganisme selulolitik. Bakteri selulolitik dapat menguraikan zat organik, yaitu selulosa menjadi bentuk yang lebih sederhana. Bakteri selulolitik dapat ditemukan pada tanah, pada pupuk, dan pada jaringan tumbuhan yang sudah membusuk. Contoh bakteri selulolitik yang banyak dikenal adalah bakteri yang berasal dari genus Bacillus, Clostridium, dan Pseudomonas. Selain itu ada juga yang berasal dari genus Cellulomonas, Corynebacterium, Cytophaga, Vibrio, Polyangium, dan Sporocytophaga (Alexander, 1977).

Contoh bakteri yang dapat mendegradasi selulosa adalah Sporosarcina, Halomonas, Bacillus, Sporospirillum dan Lactobacillus (Syafitria, 2010).

A. Bakteri Genus Bacillus

Bakteri Bacillus mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian keriput. Sel berbentuk batang dan lurus, berukuran 0,5-2,5 x 1,2-10 μm, dan sering tersusun dalam bentuk sepasang atau rantai, dengan ujung bundar atau empat persegi. Gram positif, motil oleh flagel peritrikus, katalase dan oksidase positif, metil red negatif, optimum pada suhu 30-37⁰C dan tumbuh baik pada NaCl 1-3%. Menurut Holt et al, (1994), Bacillus sp. memiliki endospora oval, dan sangat resisten pada kondisi yang tidak menguntungkan. Mereka tidak lebih dari satu spora per sel dan sporulasi tidak tahan pada udara terbuka. Bakteri ini bersifat aerobik atau fakultatif anaerobik. Bakteri ini tersebar luas pada bermacam-macam habitat, dan sedikit spesies adalah patogen terhadap vertebrata atau invertebrata (Feliatra, 2004).

B. Bakteri Genus Lactobacillus

Bakteri ini mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut: warna koloni putih susu atau agak krem, bentuk koloni bulat dengan tepian seperti wol. Sel berbentuk batang dan biasanya tetap, berukuran 0,5-1,2 x 1,0-10,0 μm. Mereka biasanya berbentuk batang panjang tapi kadang-kadang hampir bulat, biasanya bentuk rantai yang pendek, Gram positif, tidak motil, oksidase positif, katalase negatif, metil red positif, optimum pada suhu 30-37°C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%. Menurut Holt et al, (1994), bakteri Lactobacillus sp. ini termasuk Gram positif, tidak berspora, tidak motil oleh flagel peritrichous, fakultatif anaerob, kadang-kadang mikroaerofilik, sedikit tumbuh di udara tapi bagus pada keadaan di bawah tekanan oksigen rendah, dan beberapa anaerob pada isolasi.

Pada umumnya bakteri ini tumbuh baik sekali pada 5% CO2. Koloni pada media agar biasanya 2-5 mm, cembung, entire, buram (opaque) dan tanpa pigmen, kemoorganotrof, metabolismenya adalah fermentatif dan saccharoclastic. Sedikit dari separuh produk akhir karbon adalah laktat, tidak menghasilkan nitrat, gelatin tidak menjadi cair, sitokrom negatif, katalase negatif dan oksidase positif. Tumbuh optimum pada suhu 30-40°C. Lactobacillus tersebar luas di lingkungan, terutama pada hewan dan produk makanan sayursayuran. Mereka biasanya mendiami saluran usus burung dan mamalia, dan vagina mamalia. Mereka tidak bersifat patogen (Feliatra, 2004).
C. Bakteri Genus Pseudomonas

Pseudomonas mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu: warna koloni agak kekuningan, bersifat Gram negatif, dan dalam kelompok sel berbentuk batang dan lurus dengan ukuran 0,5-1,0 x 1,5-5,0 μm. Banyak spesies dapat menguraikan poli-hidroksibutirat sambil menyerap karbon yang ada dalam material, uji katalase positif dan oksidase negatif, motil, metil red positif, suhu optimum pertumbuhan pada 30-37⁰C dan tumbuh baik pada NaCl 3-7%.

Bakteri Pseudomonas sp. ada yang bersifat patogen dan ada yang bersifat menguntungkan bagi organisme lain. Effendi (2002) mengemukakan bahwa bakteri dari spesies Pseudomonas bromoutilis ini memproduksi antibiotik 2, 3, 4 tribromo-5 (I, hidroksi-2, 4,-dibromophenil)-pyrole. Zat ini bersifat menghambat perkembangan bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Streptococcus pyogenes, dan Microbacterium tubercolosis (Feliatra, 2004).
D. Bakteri Genus Cytophaga

Cytophaga merupakan bakteri yang berbentuk panjang dengan ujung yang runcing. Bakteri ini dapat mencerna selulosa, agar/khitin. Cara bakteri ini mendegradasi selusosa dengan meluncur di permukaan material yang mengandung selulosa. Organisme ini menghasilkan membran sel yang mengandung endoglucanase dan periplasmic exoglucanases yang berfungsi untuk mendegradasi selulosa. Walaupun bakteri ini dapat mencerna selulosa, tetapi bakteri ini tidak dapat menghasilkan selulase, enzim ini hanya melekat di sel amplop dan bersatu dengan lendir yang dikeluarkan selama pergerakan. Habitat bakteri ini adalah di tanah dan air. Koloni bakteri ini berwarna kuning atau jingga. Bakteri ini juga dapat dikultur di medium yang mengandung selulosa (Madigan, 2001).