14.3.13

PROBIOTIK


Probiotik merupakan istilah yang pertama kali dicetuskan oleh Lilly dan Stillwell pada tahun 1965 untuk menyatakan efek stimulasi pertumbuhan dari suatu organisme terhadap organisme lain (Hoover, 1993; Hulk dkk., 1992 dan Speck dkk., 1993). Fuller (1992) probiotik merupakan bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan baik pada manusia maupun hewan dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Umumnya bakteri probiotik merupakan bakteri asam laktat, namun tidak semua bakteri asam laktat adalah bakteri probiotik. Bakteri asam laktat (BAL) didefinisikan sebagai suatu kelompok bakteri Gram-positif, tidak menghasilkan spora, berbentuk bulat atau batang yang memproduksi asam laktat sebagai produk akhir metabolik utama selama fermentasi karbohidrat dalam susu (Lee dan Wong, 1993). Metabolit – metabolit lain yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat antara lain: asam – asam organik, senyawa H2O2, CO2, komponen aroma seperti diasetil dan asetaldehida, asam lemak, asam amino dan peptide, bakteriosin, EPS (eksopolisakarida), dan vitamin (Sari, 2007). Selain asam laktat dan bakteriosin, BAL menghasilkan hydrogen peroksida yang juga bersifat antibakteri (Nurhajati, 2007).
Bakteri dapat dimanfaatkan sebagai agen probiotik apabila memiliki karakter probiotik yang baik. Schrezenmeir dkk. (2001) mengemukakan bahwa strain bakteri probiotik seperti Lactobacillus secara umum dikatakan merupakan mikroorganisme yang aman bagi kesehatan jika memiliki satu atau lebih dari karakter positif berikut : (1) Dapat menempel pada sel epitel; (2) Memiliki kemampuan antibakteri; (3) Tahan terhadap garam empedu, asam hidroklorat, dan cairan pancreas; (4) Memiliki kemampuan antikarsinogenik (mereduksi senyawa karsinogen); (5) Memodulasi atay menstimulasi sistem imun; (6) Mengurangi kemampuan permeabilitas saluran intestinal; (7) Mampu berkoloni dalam saluran pencernaan.
Probiotik umumnya diketahui dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun belum dapat dinyatakan sebagai suplemen yang mampu menggantikan mikroflora alami di dalam tubuh (Perdigon dkk., 2001). Manfaat probiotik sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan lemak dan protein tubuh, meningkatkan kekebalan (immunity) dan mencegah alergi makanan, mencegah dan menghentikan diare, konstipasi juga mengurangi pengaruh radikal bebas (Samadi, 2002).
Goldin dan Gorbach (1992) dalam Hussain (1999), mengatakan bahwa beberapa substansi antimikroba dihasilkan oleh bakteri probiotik. Sifat antibakteri adalah salah satu kriteria yang paling penting dalam seleksi probiotik (Klaenhammer dan Kullen, 1999). Efek antibakteri dari bakteri asam laktat dibentuk dengan memproduksi beberapa zat seperti organik asam (laktat, asetat, asam propionat), karbon dioksida, hidrogen peroksida, diacetyl, berat rendah molekul zat antibakteri dan bakteriosin (Quwehand dan Vesterlund, 2004). Hidrogen peroksida yang dihasilkan tersebut dapat menghambat bakteri karena kuatnya daya oksidasi terhadap sel bakteri serta dapat menghancurkan struktur dasar asam nukleat dan protein sel (Nurhajati dkk., 2007), sedangkan bakteriosin merupakan senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain (Pal dkk., 2005).
Banyak probiotik telah menunjukkan untuk menghasilkan senyawa antipatogenik dengan kisaran molekul kecil hingga peptida antimikroba bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan patogen. Dibandingkan dengan penghambatan pertumbuhan secara langsung atau kelangsungan hidup patogen, probiotik lebih berperan sebagai imunomodulator yang dapat bersaing untuk niche ekologi atau lainnya untuk menciptakan kondisi yang tidak memungkinkan bagi patogen (Britton and Versalovic, 2008). Kultur probiotik juga dapat meningkatkan immunoreactive sel tertentu seperti limfosit. Perlekatan patogen oleh probiotik akan merangsang antibodi kemudian makrofag akan berkeliling (wandering) dan menghancurkan patogen beserta toksinnya yang kemudian diangkut ke dalam darah (Bellanti, 1993).

4.3.13

The Effectiveness of Lactic Acid Filtrate and Bacteriocins of Lactobacillus bulgaricus KS1 Strain Against the Growth of Klebsiella pneumoniae ATCC 700603, CT1538 and S941 Strains



PRIMA NANDA FAUZIAH1*, JETTY NURHAJATI2, CHRYSANTI3
.
1Microbiology Laboratory, Health Analyst Department, Stikes Jenderal Achmad Yani, Indonesia
2Biology Department, Faculty of Mathematic and Natural Science, Padjadjaran University, Indonesia.
3Microbiology Department, Faculty of Medicine, Padjadjaran University, Indonesia
*Email: primanandafauziah@analis-ayani.ac.id

ABSTRACT

            An attempt to produce a natural antibiotic with the effectiveness of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus KS1 strain against the growth of K.pneumoniae ATCC 700603, CT1538 and S941 strains has been done in laboratory. This research was aimed to get the best treatment among concentration of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus against the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) value and growth inhibition zones of K.pneumoniae strains. This research consisted of two phases: first examine the MIC of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus against K.pneumoniae strains. The second phase is testing the effectiveness of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus against inhibitory zones growth of K.pneumoniae strains. The research used experimental method in laboratory. The MIC test of L.bulgaricus filtrate against the growth of K.pneumoniae strains used agar method, whereas the effectiveness test of lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus against inhibitory zones growth of K.pneumoniae strains used diffuse (paper dish) method. Results of the first research showed that the concentration of 30% lactic acid filtrate and 20% bacteriocins of L.bulgaricus could give bactericidal effect against K.pneumoniae strains. The second phases of the research resulted the lactic acid filtrate and bacteriocins of L.bulgaricus could increase the inhibition zones of K.pneumoniae strains. The greatest of inhibition zones obtained K.pneumoniae ATCC 700603 in the concentration of 90% bacteriocins filtrate amounting 16,667 mm. The inhibitory zone growth of K.pneumoniae strains depending on the concentration of L.bulgaricus filtrate, kind of L.bulgaricus filtrate and bacteria strains.

Key words       : Klebsiella pneumoniae, Lactobacillus bulgaricus, MIC, Bacteriocins, Lactic acid, Effectiveness.

 Has been published on 4th International Conference - 
Indonesian Society For Lactic Acid Bacteria  (ISLAB) 
(January -25th-26th, 2013)

Be the winner of the most favorite poster in 4th IC-ISLAB